Bali Barat, Baluran, Kawah Ijen, Rangkuman Perjalanan.

pemandangan P. Menjangan dengan kuil-kuilnya
Plan B tak selamanya seperti akar bagi rotan, mungkin itulah ungkapan yang tepat bagi trip kami saat long weekend Maret kemarin. Ban serep pun bisa lebih baik dari ban asli, pelarian bisa saja lebih membahagiakan, ah, sudahlah....
Libur panjang 29-31 Maret 2013, berawal dari obrolan grup pendakian Semeru jkt44, kami berencana mengisinya dengan liburan ke Karimun Jawa, snorkeling, menikmati pantai dan pulau yang indah, cara ngitemin kulit yang mengasikkan. Singkat cerita, rencana itu akhirnya kandas, pupus harapan kami seketika pupus, tak ada lagi kapal yang tersedia untuk tanggal tersebut, telah habis terpesan sejak Desember 2012, ya, kami terlambat. Entah 3 bulan, 2 minggu, atau hanya semalam, terlambat tetaplah terlambat.
Untungnya, kawan-kawan ini orang yang sudah keracunan garam kehidupan perpetualangan, ketika Plan A gagal, tak butuh waktu lama untuk menyusun Plan B. Dengan mbak Fie (pendiri komunitas Sahabat 5cm lo) sebagai komandan Trip, jadilah planning yang agak gila ini, hanya dalam 3 hari, menjelajah 3 destinasi yang amat jauh dari ibukota.
Jadilah sebuah rencana, bermula di Pasar Turi Surabaya, meluncur ke Taman Nasional Baluran, menyeberang ke Taman Nasional Bali Barat (senorkling di Pulau Menjangan), dan di tutup dengan mendaki Kawah Ijen, sebelum berlari kembali ke Pasar Turi, mengejar kereta ke Surabaya. Komplit, dari menyelam di laut, jelajah hutan, hingga naik Gunung.

Ayo ke Banyuwangi!!!
Berhubung hari Jumat, di perjalanan kami berhenti dahulu di daerah Bangil (Pasuruan) untuk Shalat Jumat, tepatnya di Masjid Agung Bangil. Sementara bapak-bapak bergegas menunaikan ibadah shalat Jumat, ibu-ibu pun tak mau kalah bersemangat mencari makan siang, seperti biasanya kala di kantor :D.
Sore hari kami melewati PLTU Paiton, sebuah konstruksi yang mengingatkanku pada film Transformer, luar biasa. Melewati PLTU ini di kala siang dan malam memiliki sensasi yang berbeda, jika malam, kita akan disuguhi gemerlap lampu yang luar biasa. Sementara jika siang, imajinasi kita akan dibawa lepas ke masa peperangan robot, keren deh kalo kita bayangin.
Tak terasa gelap sudah menghinggap, sementara pantat masih menempel di jok sejak kemarin, dari Metromini, Bianglala AC 44, kereta, dan sekarang di elf, lebih dari 24 jam perjalanan. Yang untungnya, suasana tak akan pernah mati ketika kita bersama-sama teman.
Pukul 18.55 akhirnya kami memasuki gerbang Taman Nasional Baluran, berniat langsung meluncur masuk, eh dihadang penjaga, sudah tutup! ah, sudahlah...
Tak mau menyerah, komandan kami sebenarnya sudah melakukan konfirmasi sebelumnya. Tapi ya berhubung sudah malam, dan akses jalanan di dalamnya berdasar informasi juga luar biasa rusak, sebaik memang tidak memaksa. Pendaftaran ditutup pukul 4 sore.
Plan B pun direvisi, destinasi pertama Pulau Menjangan, baru mengejar jam 4 sore untuk masuk Baluran sebelum ke Ijen, wow, saya cuman manggut-manggut, tak mengerti hitungan waktunya.
Sebagai pengobat penyesalan jika besok rencana kami gagal, kami pun berfoto dulu bersama rusa dan banteng :
setidaknya sudah pernah ke Baluran, jika pun besok gagal :D
shalat Maghrib dan Isya di Baluran, sebelum menyeberang ke Pulau Bali
Ke Bali juga, Akhirnya...
Sampai di Pelabuhan Ketapang menjelang tengah malam, kami pun mampir ...
makan malam, lalu menyeberang. Terharu, akhirnya setelah 26 tahun hidup, jadi juga ke Bali. Terharu lagi, untuk pertama kalinya naik kapal, sambil nahan pusing karena goyangan ombak :p.
Pulau Bali, panjang ceritanya, kami disambut dengan pemeriksaan KTP satu per satu jelang keluar dari Pelabuhan. Ternyata, KTP-ku  expired, tertahanlah sebentar oleh petugas, ini SIM saya Pak masih berlaku, upayaku merajuk, "kami meriksa KTP, bukan SIM",..oke,..
Akhirnya tanpa diduga saya pun diijinkan berlalu, setelah tanpa sengaja menyebutkan pekerjaan, apapun korelasinya, Alhamdulillah.
Selanjutnya, mencari tempat beristirahat, karena hari telah berganti dalam zona WITA. Umumnya di masjid atau mushola, tapi di Pelabuhan Gianyar tidak ada fasilitas itu. Untungnya tak jauh dari Pelabuhan ada masjid yang bisa kami singgahi, yaitu masjid Agung Al A'la. Masjidnya cukup besar, lokasinya tepat di pinggir jalan raya, dan oleh penjaga masjid kami diijinkan masuk, dan kami pun tidur di teras masjid, hingga adzan Subuh berkumandang. 

Pulau Menjangan
Terletak di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). TNBB merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Bali yang memiliki ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi burung Curik Bali (Leucopsar rothschildi, streesman 1912). Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995, telah ditunjuk Taman Nasional Bali Barat dengan luas kawasan 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha berupa wilayah daratan dan 3.415 Ha berupa perairan yang secara administratif terletak di Kabupaten Jembrana dan Kab. Buleleng. (wikipedia)

denah Pulau Menjangan (TNBB), di ujung Barat-Utara Pulau Bali
Karena adanya rencana ke Baluran selepas dari Bali, kami pun berniat berangkat sepagi mungkin ke Pulau Menjangan, yang mulai dibuka jam 8. Perjalanan dari Gilimanuk ke TNBB hanya sekitar 1 jam. Begitu sampai, kami pun segera didaftarkan dan mencoba alat snorkeling yang pas untuk dipakai. Ada 2 instruktur yang menemani kami, dan untuk menuju ke Pulau Menjangan dipakai perahu dengan kapasitas maksimal 12 penumpang, kami pun kembali dibagi 2 tim, hehe...

perahu-perahu terparkir yang siap mengantar ke Pulau Menjangan

cermati dan patuhi
lautan yang tenang, nyaris tak ada ombak, seperti danau

Begitu sampai di Pulau, langsung kami pakai alat snorkeling. Dan instruktur pun mulai mengajari kami yang cukup banyak baru pertama kalinya mencoba, termasuk saya di dalamnya, dan ditambah belum bisa berenang pula untuk kasusku. Mereka mengajari mulai dari 0, cara memakai, meludahi goggle supaya tidak berembun, dst...

Sampai akhirnya semua bisa, termasuk saya, meski sekedar bermanuver beberapa meter untuk kembali ke pinggir. Meski hanya beberapa meter pun, pemandangan bawah air di sini luar biasa**, dengan catatan, ini kali pertama saya snorkeling. Populasi ikannya sangat banyak dan beragam, apalagi kalau sudah berani agak jauh dari garis pantai, seperti Bayu yang di ajak guide untuk melihat ikan "Nemo", yang dibuktikan dengan hasil jepretan di kameranya, suatu saat nanti, saya juga pasti bisa, *matabelo*.


cheerss
Setelah puas (capek) bersnorkeling, selanjutnya kami ingin tracking di Pulau Menjangan. Pulau ini sendiri, oleh umat Hindu merupakan tempat ibadah dengan 7 kuil/tempat persembahyangan di dalamnya. Kebetulan juga, saat itu belum lama mereka merayakan hari raya Galungan, jadi masih banyak umat Hindu yang berdatangan, dengan sesaji dan baju-baju putih, serta penanda di kening yang khas.

air laut yang jernih di P. Menjangan
perahu-perahu bersandar
jalur tracking P. Menjangan
salah satu pure
keluarga
dermaga P. Menjangan, di seberang spot snorkeling pertama

Awalnya, setelah tracking kami masih akan snorkeling lagi, di spot yang lain. Sayangnya, waktu sudah hampir jam 12 siang, kami harus berburu waktu untuk ke Baluran. Disamping itu, alarm perut kami sudah berbunyi, setelah tanpa sarapan kami pergi, berenang, berjalan, yang semuanya menguras energi, kami benar-benar, lapar.


penghuni perahu tetangga
perahu kami, bye!!!
sumber info terkait : TNBB (Dephut)

Dengan rasa lapar yang masih mendera, kami pun tanpa ampun langsung meluncur ke Gilimanuk, subhanallah, langsung masuk kapal tanpa mengantri, cepat, dan akhirnya tak jadi mampir makan, hehe..
setelah berbasah-basah snorkeling :

kolor dan kaos basah Habibie, kelakuan :p
Baluran, Africa van Java
Sebagai strategi agar tak terlambat lagi sampai di Baluran, kami membagi tugas antara 2 tim. Tim kami berhenti untuk membeli makan siang (sarapan yang tertunda), sementara tim yang lain langsung meluncur ke Baluran untuk terlebih dahulu mendaftar dan membeli tiket.
Sukses!!!
Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia. Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Pada tahun 1930 KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung.
Pada tahun 1937 Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran sebagai Suaka Margasatwa dengan ketetapan GB. No. 9 tanggal 25 September 1937 Stbl. 1937 No. 544.
Pada masa pasca kemerdekaan, Baluran ditetapkan kembali sebagai [Suaka Margasatwa]] oleh Menteri Pertanian dan Agraria Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor. SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962.
Pada tanggal 6 Maret 1980, bertepatan dengan hari Strategi Pelestarian se-Dunia, Suaka Margasatwa Baluran oleh menteri Pertanian diumumkan sebagai Taman Nasional.
Objek yang kami kunjungi adalah Bekol dan Pantai Bama.

pemandangan savana Bekol dengan latar Gunung Baluran
jalanan menuju Pantai Bama
savana Bekol
savana Bekol, lagi
gaya bebass
serombongan rusa sedang jalan santai sore
menara pengawas
bergaya di pantai Bama
masih di Bama
dokumentasi sunset di Pantai Bama, dari website TN Baluran :)
Beberapa lokasi/obyek di Baluran yang menarik untuk dikunjungi :
1. Batangan. Melihat peninggalan sejarah/situs berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung merak pada musim kawin antara bulan Oktober/November dan berkemah. Fasilitas: pusat informasi dan bumi perkemahan.
2. Bekol dan Semiang. Pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, burung.
Fasilitas yang ada: wisma peneliti, wisma tamu, menara pandang.
3. Bama, Balanan, Bilik. Wisata bahari, memancing, menyelam/snorkeling, dan perkelahian antara rusa jantan pada bulan Juli/Agustus; dan sekawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.
4. Manting, Air Kacip. Sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, habitat macan tutul.
5. Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Bersampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, pengamatan burung migran.
6. Curah Tangis. Kegiatan panjat tebing setinggi 10-30 meter, dengan kemiringan sampai 85%.
7. Candi Bang, Labuan Merak, Kramat. Wisata budaya.
Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Agustus.
info terkait : TN Baluran Dephut
gongnya....
maskot Taman Nasinal Baluran, tapi kami sendiri waktu itu belum ketemu langsung 
Banteng Jawa, dari wbsite TN Baluran

Dari Baluran sekitar pukul 7 malam kami keluar, dan ada seorang peserta (upi) yang mengubah rencana, ia tak ikut ke Kawah Ijen karena ada janji dengan temannya di Bali. Berhubung dia wanita dan sendirian tak mungkin juga kalo ditinggal menunggu bus begitu saja, yang belum tentu sampai Denpasar. Untung saja Pak sopir elf 1 kami punya banyak kenalan, ia pun segera mencari-cari info ke travel. Singkat cerita akhirnya dapat juga, COD-an upi di salah satu pom bensin,  lupa dimana, sudah setengah tidur, sekitar pukul 9 malam. Di situ kami berhenti cukup lama, sampai saya sempet jalan keluar dan mampir makan mie ayam di pinggir jalan.

Selanjutnya perjalanan kembali dilanjutkan, menuju Kawah Ijen. Sekitar pukul setengah 11 malam, rombongan berhenti di sebuah rumah makan. Semua berhambur mencari makan malam, sementara saya yang sudah tak ada daya lagi malah merbahkan badan di sebuah tembok di trotoar. Dan tiba-tiba sudah dibangunkan saat mereka selesai makan. Perjalanan kembali berlanjut, begitu juga tidurku..

Kawah Ijen
Ijen adalah sebuah daerah kompleks vulkanik, yang terdiri dari kawah dan dataran tinggi Ijen, yang memiliki ketinggian 2.600 M dan 8.660 M. Titik tertingginya adalah Gunung Merapi. Kawah Ijen merupakan kawasan cagar alam dan taman wisata yang dikelola oleh Taman Nasional Baluran. Ijen terletak dalam tiga bagian kabupaten, yaitu Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi, Jawa Timur. Daerah ini menjadi daerah vulkanik gunung berapi yang paling besar dan memukau di Jawa Timur.
Kawah Ijen membentuk danau yang berwarna hijau, dan dimanfaatkan oleh penduduk lokal sebagai penambangan belerang. Sebuah pekerjaan yang sangat beresiko tinggi, sampai-sampai oleh Michael Glawogger ikut diceritakan dalam film dokumenternya, “Workingman’s Death”.
denah lokasi Kawah Ijen dan Baluran
Kami sampai di Pal Tuding sekitar pukul 1 dini hari. Karena berdasar informasi, perjalanan dari Pal Tuding ke Kawah Ijen butuh waktu 3 jam, entah dengan kecepatan pendaki, wisatawan, atau jangan-jangan penambang belerang. Kami pun bergegas mempersiapkan peralatan untuk menanjak. Jaket, penutup kepala, persediaan minum, jas hujan, senter, kaos kaki dan kaos tangan, snack.
Sekitar jam 2 kami pun berangkat, supaya tak keduluan matahari terbit.
Ternyata, jalurnya sudah dibuat dengan baik, karena memang merupakan gunung wisata kali ya. Jarak antara Pal Tuding ke Kawah Ijen adalah 3km, mungkin info ini yang akhirnya melenceng menjadi 3 jam.
Akhirnya kami pun kepagian sampai di atas, hehe... Alhamdulillah cuaca hari itu sangat cerah, sehingga perjalanan kami hampir tanpa hambatan, hanya sekali menunggu Adhi yang tiba-tiba kebelet BAB di tengah perjalanan.
Kami sudah sampai di atas sebelum jam setengah 4, sementara angin yang dingin menusuk-nusuk, kami mencari celah-celah untuk berlindung. Sambil berlindung, kami juga mencari-cari dan mengamati api biru di dalam kawah. Bagi yang punya kamera, mereka berjuang keras mengatur settingan kamera agar bisa mengabadikannya sebaik mungkin. Saya cukup diam, mengamati, dan ikut nimbrung melihat hasilnya :D.
2 titik blue fire, (mbak endah)
versi yang lain, (fie)
pinggiran kawah
kawah ijen
setelah terang
hehooo
gunung Merapi
Kami sampai di Pal Tuding lagi sekitar jam setengah 7 pagi, lalu sarapan, mandi dan lain-lain. Toilet umum yang tersedia cukup representatif, dari jumlah maupun kebersihannya, meski ya tetep aja antri. Pukul 8 pagi kami pun berangkat untuk bertolak kembali ke Surabaya.
Perjalanan, *skip*...dalam artian sebenarnya, karena waktu kami di dominasi untuk tidur di mobil, capeknya luar biasa, lama-lama bisa gila,....ehmm, lupa lirik.
Kami hanya berhenti 2 kali, untuk makan siang dan beli minuman dingin di minimarket, berhubung AC elf 1 mati, jadi luar binasa panasnya......
foto bareng pak Sukir gaul :)

Pasar Turi, tiba tepat pada waktunya. Alhamdulillah, perjalanan dari Banyuwangi lancar, kami pun bisa tiba sebelum kereta berangkat, jam 4 sore kami sudah tiba. Pulangnya saya dan Adhi naik Gumarang ekse, jam 5 berangkat, jadi masih sempet mandi di Stasiun dulu. Ternyata, kami satu gerbong dengan Fie, Dewi dan Titik, rejeki ga kemana, hehe... Persediaan snack aman. Penutup trip yang luar biasa :)

________________________________________________________________________

Rincian Biaya trip :
Biaya pribadi : 

  • tiket Jakarta- Surabaya PP, Kertajaya : 50rb, Gumarang eksekutif : 330rb
  • biaya makan
  • dll.
Sharing cost : 400rb
Rinciannya : 
  • sewa elf : 2X1,5jt , sopir + tips : 2X1jt (3 hari), Biaya Solar : 1jt.
  • penyeberangan ke Bali, PP : 900rb-an
  • Menjangan : sewa kapal : 2X380rb, guide : 2X100rb, sewa fin+snorkel : 900rb (@20rb+20rb)
  • Tiket-tiket : Baluran @2500, mobil 6rb, Menjangan : tiket+asuransi @6500
  • Biaya parkir, tol, dan lain-lain, malah sekali makan juga sekali,..

Tambahan, dari pengamatan saya, banyak turis asing di ketiganya, Menjangan, Baluran, maupun Ijen. Hampir 50:50 antara pengunjung lokal dan manca.

Peserta trip :
Tim-elf 1 : Fie-komandan (Jakarta), Dewi (Bogor), Titik (Jakarta), Adhi (Jakarta), Dedi (Jakarta), Devya (Jakarta), Habiby (Jakarta), Abu/Mashari (Surabaya), Istri Abu (Surabaya), Yanis (Denpasar), dan saya (Jakarta)
Tim-elf 2 : Mba Endah (Surabaya),  Wida (Jakarta),  Mba Nana (Jakarta), Mba Tuti (Jakarta), Kumi (Malang), Ruli (Malang), Teman Ruli (Malang), Cepi (Surabaya), Simbah (Surabaya), Agus (Surabaya), Bayu (Jakarta), Upi (Semarang), Julianna (Jakarta).
Meeting Point di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Jumat 29 Maret jam 7 pagi. Dengan sharing cost 400rb mulai dari Surabaya (makan tidak termasuk).

Dokumentasi diambil dari :

  • Mbak Endah
  • Fie (bintangk03) - yang sukses menjadi EO pada trip kali ini, ditunggu trip-trip selanjutnya :D
  • Mbak Nana
  • website terkait

Comments