"Ujung Kulon, antara serunya Petualangan dan manisnya Pertemanan Baru" *goes to U.K. (part II)

melanjutkeun laporan perjalanan ke Ujung Kulon bagian 1 yang baru sampe Kota Serang, Banten. Kali ini ane beneran mau nyeritain perjalanan lengkapnya, yang melelahkan, semoga saja tidak kelelahan untuk menulis dan tidak menyelesaikannya seperti yang kemarin :D.

Terminal Pakupatan, petualangan di mulai 
Akhirnya, setelah semua rombongan sampai di Serang, sekitar pukul 23.00 perjalanan segera di mulai dari Terminal Pakupatan, Serang. Total rombongan 27 orang, 1 dari Serang, 1 dr Salatiga (kakak beradik Tri Hapsari), 6 dari Bandung (termasuk Vera/Baduy/Kepe sang EO yang ternyata ada laki-laki dan 2 orang kokinya), sisanya : sebut saja anak Jakarta, yang terkumpul lewat page di "fb". Dari 27 orang, 2 orang akan menyusul langsung ke Sumur (dermaga t4 menyeberang ke Pulau Peucang), dan 2 org koki yg dibawa kang Baduy sedang istirahat di rumah "entah siapa", nantinya di samperin sebelum ke Sumur. Jadi, berapa orang yg berkumpul di terminal Pakupatan Serang?... (hayu, latian buat USM).
this is it our full team!!!

*booked buat foto full team (wah, sayang ngga nemu :|)

daftar nama n keterangan singkat anggota :
ini bukan rombongan TKW loh, kumpul @halte busway
1. Baduy/Vera/Kepe --> the pioneer
2. Andri/ N'drie Setiawan --> temen akrab, asisten, atau mungkin pasangan si kepe :p
3. Dita Angelia Tri Hapsari -->Dwi Hastuti / Dita, satu-satunya yg ku kenal awalnya :), ternyata salah nama lengkapnya, dia anak kedua sepertinya makanya pake Dwi,adiknya baru Tri, anak ketiga :o
4. Christiana Tri Hapsari / Kris
5. Nadia / Dya Iganov
6. Teh .... "lupa :D", Yuyu kalo ga salah :D. yg dari Bandung
7. Aga 1 (Agahari)
8. Aga 2 (BhaktinAgara)
9. Irfan Kumi / Ipank
10. Puji Wantoro
11. Fe....doank. lengkapnya? tanya Puji aja deh, dia kayaknya tau :d
12. Mbak Susanti, udah mau berangkat S2 di Aussy Jepang loh,...ciee cieee *mupengMode
13. Mbak Minar Sinaga
14. Mbak Diah Nur Afni
15. ... temen mbak Minar 1
16. ... temen mbak Minar 2
17. ... temen mbak Minar 3
18. ... temen mbak Minar 4
19. ... temen mbak Minar 5
20. ... temen mbak Minar 6
21. ... temen mbak Minar 7
22. ... temen mbak Minar 8
23. ... temen mbak Minar 9
24. Mbak Donna, yang rocker abis \m/
25. Mbak Anas
26. koki 1, sebut saja Gunawan 17 tahun aseli Nggombong, 
*eh, bener sebenernya namanya itu
27. koki 2, temennya si Gun, ah, mungkin Roses namanya :p
*update : namanya Yanto, kakaknya si Yanti

Dengan 1 mobil Isuzu Elf sewaan dan 1 Avanza yg dibawa rombongan dari Bandung. Karena begitu penuhnya mobil elf yg terisi orang2 yg sebagian diantaranya angkatan berat :p, akhirnya untuk melengkapi keterasinganku sedari siang, ane diungsikan ke avanza rombongan dr Bandung. Dg sopir kang Baduy sendiri, karena ane belum berani nggantiin nyetir, walau sebenernya ane kasian banget sama dia, yang udah berjam-jam menyetir dari Bandung ke Pandeglang, lantas ke Serang.
Owh salah :p, dapet info dari nadya, trenyata dari Bandung ke Serang ada temennya yg nyetirin, bukan baduy sendirian, namanya Diar, dia bareng ke Serang. demikian sekilas info


*mengutuk SIM A di dompet yg tak bisa berkutik banyak!!!





Kami berlima berangkat lebih dulu dari rombongan Elf, karena harus nyamperin 2 kokinya Baduy dan "diharapkan" kami bisa lebih dulu sampai di Sumur untuk menyiapkan penyambutan.

Desa Sumur, siap ke Pulau seberang
Setelah perjalanan panjang, mlewati jalanan berkelak kelok yang didominasi lobang disana-sini dg beberapa kali bonus jalanan mulus sepanjang ratusan meter (yang ku kira sbg sisa-sisa proyek dadakan akhir tahun kemarin :p). Beberapa kali juga kami berhenti untuk berbelanja bahan makanan sbg persediaan selama di Peucang. Akhirnya pada pukul 4 pagi lebih, menjelang Subuh hari sampai juga kami di Sumur. Ternyata, mobil elf sudah terparkir di pinggir jalan, dan orang-orangnya entah dmn,..yah, mereka nyampai duluan :\.
Di Sumur, singgah di rumah "entah siapa" lagi untuk Subuh, istirahat, sarapan dan menunggu waktu menyeberang.
kecapekan begitu sampai di Sumur

Setelah Subuh di mesjid setempat, lalu istirahat dan bermain-main dengan egrang. Akhirnya 2 orang yg menyusul sampai juga di Sumur dengan dianterin Om-nya, yaitu mbak Anas dan mbak Donna.
Sarapan nasi uduk, sungguh berat bagiku karena akhirnya hanya mampu menghabiskan sekitar 25% nasi yang terbungkus.
Mandi-mandi, tentu saja ini bukan saya banget :D
Sebelum berangkat, melunasi sisa pembayaran trip ke Kang Baduy,... 175ribu.
Dan bagi yang naik Elf, biaya sewa 28ribu ke Dita (Tri Hapsari senior), wah, double untung dong ane, udah naik mobil yg lebih nyaman, gratis pula,... sori ya Kang baduy kok lupa ngasih tambahan uang bengsin :p

Siap berlayar, tapi kok...


Jam setengah sembilan berangkat ke dermaga. Kaget, karena bukan dermaga yang kami temui, melainkan pantai nelayan, dan yang menunggu kami bukannya kapal yang kira-kira muat 30 orang, tapi perahu nelayan kecil-kecil.




ternyata, perahunya cuman nganterin dan ngejemput
ke tengah-tengah tempat kapalnya nunggu



biarpun takut, te2p narsis*

terombang-ambing di lautan selama hampir 4 jam. Jujur saja, ini pengalaman pertamaku seumur hidup menyeberang lautan dan keluar Pulau Jawa, jika boleh dibilang begitu :D.

Peucaaaang Island, here we Come
Akhirnya, sekitar pukul 12 siang. This is it!!!!
pantainya bersiiiiih
tetap kostum hitam meski di pantai,.. gosong akhirnya :p
dermaga Pulau Peucang

narsis dulu ah ^^
Selain pantai dengan pasir putihnya yang masih bersih, jauh dari kotoran dan sampah, apalagi yang menyambut kami di Pulau Peucang?

1. Keberagaman fauna
Ada banyak fauna liar yang masih alami, tentu saja disamping badak bercula satu yang kini semakin langka. Karena kemarin saja kami juga tak bisa berkesempatan melihatnya.
Yang banyak berkeliaran adalah monyet, yang malah cukup mengesalkan karena suka usil mencuri makanan dan kadang tas pengunjung. Jadi harus berhati-hati selama di sana, pintu penginapan harus selalu tertutup, jangan makan di dekat mereka jika anda takut diusilin, dan jangan sembarangan meninggalkan barang Anda di luar.
Selain monyet, banyak juga babi hutan, juga rusa, lalu ada juga biawak, kalo aku sendiri lebih suka menyebutnya baby komodo, mirip banget fisiknya, cuman bedanya dia kecil, dan paling ngga bisa buat mengobati rinduku untuk berkunjung ke Nusa Tenggara :|.
Masih ada juga banteng jawa, yang sayangnya kami kemarin tidak berkesempatan melihat padang penggembalaannya juga :(.

tidur di temani babi hutan :|
awas, makanan harus dijaga, pintu penginapan harus ditutup
baby komodo :D (biawak)
Peucang, katanya sih gitu, peucang itu nama jenis rusa yg hidup di pulau ini

2. Kealamian Hutan

Suasana hutan di Pulau Peucang dan Pulau lain di kawasan TNUK masih sangat alami, bagus buat petualangan. Oh ya, dan yang menarik lagi, meski di atas bukit di tengah hutan, kami masih menemukan batuan yang sepertinya karang,..hmmmm entah sebenernya apa ya? apakah pulaunya dulunya terpendam di laut? Atau terkait dengan letusan Krakatau jam dahulu kala kah??.... ngawur banget kali yah :p

ehm, jejak petualang

3. Keindahan karang-karang pantai dan buat snorkling*



*)khusus snorkling ane ngga bisa ngasih komen sama sekali dah, orang ngga nyebur sekalipun :o. Maklum, setua in belum bisa renang 

Peucang, day 1. 4 Juni 2011
Setelah "akhirnya" tiba di dermaga Peucang sekitar pukul 12 siang, setelah melewati jalur pelayaran yang melelahkan, terlalu jauh dari ekspektasiku, yang ku pikir hanya tak sampai sejam. Agenda berikutnya check in di Penginapan yang udah di booking sama Baduy, tentunya setelah bernarsis-narsis ria di pantai :D. 
Kebetulan penginapan buat yang cowok n cewek terpisah, yang cewek di penginapan Fauna, menyewa sebanyak 4 kamar, dengan tambahan 1 ruang berkumpul yg lumayan luas dan ada terasnya juga. Meski tanpa AC tapi cukup nyaman, bersih dan cukup bagus bangunannya, satu kamarnya terdiri dari 2 tempat tidur ukuran sedang, tapi masih cukup space untuk ditambah tempat tidur lagi. 
Sementara penginapan buat cowoknya,...ehehehe, tanya aja Baduy kalo ga percaya, disebutnya bukan penginapan, "barak", sepertinya sangat cocok untuk backpacker, atau mahasiswa pecinta alam yang emang suka alam. Ada di gambar yang banyak babi hutannya di atas itu tuh |^
Oya, penginapan di Peucang dibuat model rumah panggung, soalnya banyak hewan liarnya gitu, kalo malem mereka kan pada berani keluar dari hutan, biar ngga pada iseng-iseng masuk kamar @.@
ini yang Flora A & B, ber-AC
tarifnya?
aselinya sih kurang ngerti, kan tinggal ngikut. Tapi dari hasil googling ane nemunya gini :
Flora A Rp 780.000,- (6 kamar, AC), 
Flora B Rp 680.000,- (6 kamar, AC), 
Fauna Rp 400.000,- (8 kamar).
Ada juga hitungan berdasarkan perkamar, yaitu Rp Rp 150.000,- Rp 250.000,- perhari (tanpa AC)
sumber : kaskus
terus, yang baraknya itu berapaan ya?

Abis check in, naruh tas di barak, lalu sholat Dhuhur sekalian Ashar di jama' dan mandi-mandi. Lalu makan siang dengan lauk ayam goreng dengan saus barbeque apa ya maksudnya + sambel tomat pake terasi, masakan 2 koki aseli Gombong, hasilnya ane bisa nambah nasinya ampe 2 kali, hehe..
Berikutnya setelah ada sedikit rembugan, diputuskeun agar tas cowok-cowoknya dipindahin ke salah satu kamar di penginapan cewek, karena baraknya ngga bisa di kunci, demi alasan keamanan gitu lah. Dan, tidurnya juga rencananya cowoknya nanti di kamar itu juga, sedang ceweknya diungsikan ke kamar-kamar lainnya.

Trekking hutan P. Peucang
Setelah semua beres, trekking ke hutan pun di mulai. Dengan di pandu 2 orang guide, Pak "nganu" yang mengawasi di belakang dan seorang guide baru yg memimpin rombongan untuk menelusuri hutan di Pulau Peucang. Petualangan pun di mulai, tentunya tak lupa minum "PIL KINA" dulu setelah makan siang, dan oles-oles Soff*l ke sekujur tangan dan kaki. Buat jaga-jaga aja, karena dari kabar yang beredar kawasan Ujung Kulon merupakan daerah endemi malaria. Jadi, lebih baik mencegah daripada mengobati, ya tho?

Kenapa mesti pake guide? kan harus bayar
Buat jaga-jaga kalo temen kamu ada yang punya penyakit kambuhan macam ini loh!!!!




haha, bercanda :p
Ya kan yang tau medan di Taman Nasional Ujung Kulon ya para jagawana itu. Gimana kalo misal ada anggota yang tersesat. Atau tiba-tiba bertemu binatang liar yang berbahaya. Seperti pada saat kita di tengah-tengah hutan, kebetulan ane dan bbrp teman di barisan paling belakang, sebenernya di belakang kami masih ada Pak "nganu" dan Mbak Donna yang keseleo sewaktu menaiki tanjakan. Tiba-tiba ada suara dari kejauhan, seprti orang berteriak atau entah monyet, ane pun reflek menyahut suara itu, bayangan nya sih seperti kala naik gunung. Biasanya kalo ada tanda-tanda rombongan lain di kejauhan, kami saling menyahut dg teriakan yg menggema. Apesnya, kali itu bukanlah rombongan wisatawan yg berteriak,.. karena setelah ane menyahut,... akhirnya suara itu diiringi dengan suara-suara babi hutan dan gedebug mereka berlarian dan suaranya makin mendekat,... walau masih jauh dari jarak pandang tapi tetep saja bikin deg-degan, apalagi posisi guide juga jauh dari kami. Kami pun akhirnya mempercepat langkah untuk mengejar rombongan di depan.
Akhirnya, sekitar pukul 4 kami sampai juga di Karang Copong, untuk melihat pantai dengan tebing karang yang amazing.


bukan F4 atau anggota SM*SH, foto2 by Ipank
Misi berikutnya, berburu sunset di pantai Karang Copong.
Sayangnya cuacanya agak mendung, matahari pun tertutup oleh kelabunya awan di saat-saat terakhir perpisahannya dengan kami di hari Sabtu itu.

senja di Karang Copong, *foto by Bhaktinagara. EOS 550D, pake filter apa gitu :p
Sementara kami masih asik menanti sang surya tenggelam di seberang lautan, sebagian besar teman-teman kami sudah lebih dulu kembali ke penginapan. Tinggallah kami bersepuluh ditemani pak "Nganu" menunggu sunset, sambil berharap awan kelabu yang menutup mentari segera enyah agar tak menghalangi pemandangan.
Walhasil, mendung tetap bergelayut manja di senja kala itu. Kami pun bergegas kembali ke penginapan. Hari sudah mulai gelap, dan ternyata kami pun harus kembali melewati hutan. Bagiku sendiri, ini di luar perkiraan. Ku pikir kami sudah dekat dengan penginapan, karena trekking td siang hanyalah memutari pulau kecil itu. Sayang, itu hanyalah bayangan. Karena nyatanya kami harus berjalan di gelap malam selama lebih dari sejam-an. Tapi syukurlah senter 10-ribuanku jadi terpakai.
Naas bagi kami, ternyata bukan hanya gelap dan rimba yang jadi penghalang. Karena baru saja kami bergegas jalan dari pantai, rintik hujan sudah mulai turun. Detik demi detik, menit demi menit akhirnya menjadi hujan yang cukup lebat. Untung masih ada 2 orang yang memakai payung dan seorang dengan jas hujan. Tas yang berisi perkakas elektronik macem hp dan pastinya kamera pun harus kami ungsikan. Syukur, akhirnya kami sampai juga di penginapan dengan selamat. Dan basah kuyup tentunya.
kehujanan abis trekking, narsis tetep

Begitu sampai di penginapan, dengan pakaian yang udah basah kuyup, kaki gempor kecapean, dan perut yang keroncongan kami sudah disambut dengan nasi goreng yang telah siap tersaji. Akhirnya setelah mandi, lalu sholat Maghrib n Isya' aku pun langsung menyantap habis jatah makan malamku itu tanpa banyak ini itu, lanjut juga dengan minum susu. Tak mau menyiakan kesempatan, batere kamera pun langsung ku colokkin ke charger, karena listrik di Pulau Peucang hanya dinyalakan dari pukul 18.00 sampai pukul 06.00 pagi. 
Begitu perut kenyang, hati pun tenang karena udah sholat, langsung ane menghempaskan diri ke tempat tidur di kamar penginapan. Yang sesuai rembugan tadi siang, walau seharusnya itu kamar cewek, tapi bakal ditempatin untuk cowok-cowoknya karena baraknya kurang representatip. Demi menyediakan tempat bagi teman lain, ane pun tidurnya mepet banget di pinggiran kasur, yang sebenernya kurang layak untuk berdua, tentunya bagi pria normal sepertiku, mungkin lain hal bagi pria homo dan pasangannya,...wkwkwkwkkwk.
Dan,.... "hening", cerita hari itu selesailah sampai disitu,... "ane benar-benar langsung jatuh terlelap". =.="
Entah bagaimana teman-teman menghabiskan malam minggunya.
Tapi, ternyata hari itu belum berakhir.... begitu tengah malam tiba, nampaknya hujan lebat turun lagi. Aku pun tersadar, dan saat ku lihat jam ternyata pukul 3 dini hari. Hmm,.. tak ada seorang punyang menyusul  di tempat tidurku. Saat ku lihat tempat tidur di sebelahku,... whats??!!! 2 orang wanita yang tidur disana, satu kamar denganku, bukannya laki-laki

Salah satunya juga terbangun, si Nadya, karena masih bingung dan di luar hujan jadi malas untuk keluar mencari yang lain ataupun ke mushola, aku pun hanya diam, tak bercakap satu kata pun, ambil air minum karena tenggorokanku lumayan kering, lalu ku lihat ternyata di bawah ada 2 koki yang tidur,.. syukurlah, setidaknya aku bukan satu-satunya pria di kamar itu. Tidur pun berlanjut, zzzz!!

Peucang, day 2. 5 Juni 2011
wake up before 5 o'clock, thanks God!!!, morning world :)
Pagi yang indah, aku terbangun sudah dalam keadaan segar, meski masih agak bingung ternyata rekan sekamarku adalah para wanita, coba tau dari semalem, eh...
Setelah mengantri untuk wudlu dan sholat Subuh, kami pun berhambur ke pantai, menikmati suasana pagi yang alami. Setelah gagal menikmati indahnya sunset, kami masih berharap pada keberuntungan cuaca cerah untuk menyaksikan sunrise. Sayang, lagi-lagi mendung sudah lebih dulu menggelayut manja di angkasa.
Aku pun berjalan menyusuri pantai pasir putih, di temani sebuah kamera poket yang setia menemani. Bersapa dengan satu teman, lalu teman lainnya, dan berinteraksi dengan para wisatawan lain, yah meski hanya lewat batiniyah sahaja, no talk just smile (English smile :p)
bule gan!!!, duh naksir Ipank kayaknya
Kebanyakan wisatan di Pulau Peucang adalah anak-anak muda, dengan kamera-kamera besar yang lensanya bisa di copot, tak lupa ditemani tripot. Ada juga beberapa wisatawan asing, dan hanya merekalah yang ku temukan anaka di bawah umur yang ikut ke pulau itu. Karena tak ada wisatawan lokal yang ku temui membawa keluarga/anak-anak mereka.


cukup dengan pocket kamera dan tripod dari potongan bambu, narsis pun jadi asik :p
sosialisasi Pemilu 2014 :hammer, thanks buat Ipank
pagi di dermaga, *Soto to the max!!!
Setelah lelah menyusuri pantai dan bernarsis-narsis, begitu kembali ke penginapan tempe mendoan panas dengan cabe rawit telah menunggu. Tak lupa secangkir (baca: gelas bekas AQ*A) kopi manis, sedaaaap!!
Waktu itu, sekitar pukul 7 pagi, masih ada beberapa teman yang belum kembali, masih asyik menikmati pantai sepertinya. Baduy pun mencurahkan kegundahannya pagi itu.
Ternyata, pemilik kapal meminta tambahan biaya "solar" jika ingin ke Tanjung Layar, tentu ngga mungkin kalo dia nombok, tapi ngga enak juga minta tambahan pd peserta. Jadilah dua opsi, ke Tanjung Layar dengan tambahan biaya atau tetap di Pulau itu sampai siang.
Akhirnya tanpa banyak masalah kami pun sepakat memilih opsi ke Tanjung Layar dengan tambahan saweran 20 ribu per orang untuk biaya "solar" tadi. Okelah, deal, sarapan tempe mendoan pun berlanjut. Dan kami pun segera bersiap diri, sekaligus berkemas, dan mandi-mandi (aku tidak), karena rencananya ke Tanjung Layar pukul setengah 9 sampai siang hari.
Tapi saat akhirnya mereka yang tadinya belum kembali sudah di penginapan, dan Baduy menyampaikan persoalannya, dari ruang sebelah ku dengar ada seorang yg protes. Yah, memberi masukan lah intinya buat Baduy, tapi dengan panjang lebar. Aku pun hendak keluar dari kamar dan bermaksud menengahi, *membela Baduy lebih tepatnya, tapi ku urungkan niatku. Sepertinya hal itu cukup bagus buat jadi terapi bagi Baduy, biar dia makin profesional dengan kerjaannya. Jadi di waktu yang akan datang, trip-nya bakal lebih mengasyikkan dan lebih sukses.
Contohnya saja soal perkenalan, di trip kemarin, bukan cuma antar peserta, lha wong EO-nya saja ternyata pada engga tau. Karena sewaktu selesai sholat Subuh, salah seorang peserta menyapaku dan bertanya, "Mas, Baduy Packer itu kamu ya?",... God, ternyata mereka pada ngga tau siapa yang ngajakkin hingga mereka tersesat di pulau terpencil itu. Sekedar masukan buat perbaikan lah buat kang Baduy,.

Masalahpun selesai, dan semua pun sepakat, ke Tanjung Layar kita kemon!!!
Jujur aja, sampai pulang ke Jakarta lagi aku masih belum ngerti bener yang namanya Tanjung Layar itu dimana, atau sebenarnya dimana posisi kami dari Pulau Jawa yang tercinta. Jadi begini menurut peta !!!
peta Taman Nasional Ujung Kulon
Tanjung Layar yang ada mercusuarnya itu di Pulau Jawa, tepat di ujung Barat Pulau. Dan kami berlayar dari Sumur ke Pulau Peucang kemarinnya itu memutari tongolan di barat pulau Jawa itu, pantas saja lama banget. Klik aja gambarnya biaran jelas.
Mercusuar baru, yg tampaknya seperti menara BTS
Setelah berlayar lagi sampailah kita di Tanjung Layar, disitulah terdapat mercusuar sebagai pengawas lalu lintas lautan, dan juga bagian dari suaka marga satwa TNUK. Kembali lagi  begitu berlabuh di Tanjung Layar dengan dijemput oleh boat kecil, kami pun harus trekking melintasi hutan lagi untuk menuju mercusuar. Sebenernya ada opsi lain untuk mempersingkat jarak tempuh trekking, sayangnya harus bisa berenang. Dan tentu saja opsi itu sama sekali tak bisa ku ambil :(


di menara BTS raksasa yg disebut mercusuar tersebut setiap tamu, atau pemimpin rombongan harus mengisi buku tamu. Dan tanda-tanganku ada disitu juga loh,.. xixiixi




Dari mercusuar, trekking di lanjutkeun untuk menikmati pemandangan pantai karang yang jauh lebih amazing dari yang kemarin, Tanah Lot jauh dah. (maklum, belu pernah ke Bali :p)







disisi yang lainnya padang rumput dg rumput tebal yg sangat nyaman buat tiduran :)
Kembali ke pantai, dan snorkliiiinggg!!!!!*
Bagi yang mampu, ane mah ngga :'( lagi 

cheerrss
mustinya bawa jala atau pancing nih, biar bisa bakar ikan
Sekitar pukul 12, tiba kembali di Pulau Peucang dan segera berkemas kembali ke Jakarta. Sayang ada yang terlewat, foto bersama semua nggota tim. Entah apa yang terjadi, sampai kapal berlayar kembali rencana itu tiba-tiba hilang tertelan ombak :'(.
Sekitar pukul 1 siang, kapal berangkat. Makan siang kami di kapal sambil berlayar pulang ke Sumur.. Benar-benar pengalaman yang luar biasa, karena akhirnya aku setidaknya pernah keluar dari pulau Jawa tercinta.


berlayar kembali ke Sumur, ke Jakarta ku kembali
Menjelang petang, kami pun tiba kembali di Sumur, desa Taman Jaya. Dan disana telah menunggu elf bertuliskan "heselesot" (entah apa artinya), yang telah mengantarkan teman-teman kemarin malam, dan siap menjemput kami kembali ke Jakarta. Aku pun kembali ke Jakarta dg menumpang elf, dan dengan sangat terpaksa mengurangi space teman-teman yg sebenernya juga sudah sangat terbatas, tapi apa boleh buat, besok Senin!!! tak ada waktu yang boleh ditunda, harus segera pulang. Negara menunggu baktiku...
Sekitar pukul 11 malam sampai di terminal Pakupatan, langsung nyari Bus jurusan kampung Rambutan. Dan akhirnya Pukul 1 dinihari, sampai di kosan lagi, fiuhhh. Sholat Maghrib + Isya' lalu menikmati STMJ panas sebelum tidur. ALhamdulillah


Rincian biaya pribadi ke Pulau Peucang :
- Saweran 325rb, DP 150rb diawal dan dilunasi sebelum menyeberang
- Tambahan saweran buat ke Tanjung Layar, 20rb
- Busway ke Slipi Jaya 3.500
- Bus AC Ekonomi Jakarta-Serang 17rb
- saweran elf, sekali jalan 28rb
- Bus AC Ekonomi Serang-Jakarta, turun di Tomang, 17rb
- Bus P02A dari Tomang ke Depan Kantor, 3rb
lainnya buat makan selama perjalanan, ngga diitung. Biaya selama di Peucang udah ditanggung.
Dan tidak ada toko oleh-oleh maupun pernak pernik khas Ujung Kulon yang ku temui, baik sticker, gantungan kunci, T-shirt maupun lainnya. Sebenernya ada ngga sih?

Total biayanya : Rp 413.500,-   


Credit for photographs :
1. Irfan Kumi/ Ipank
2. Mbak Minar
3. Bhakti Nagara
4. Agahari
5. Teman-teman lainnya
6. Ane sendiri
Maaf, belum sempet minta ijin semuanya :)


Comments

  1. panjang gan..... kunjungi juga: http://alianci-myadventure.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. siap gan, ane udah tinjau lokesien,.... kapan ke sana lagi sama ke Bromo? :D

    ReplyDelete
  3. hahahaha, lucu lucu^^
    tapi teteup yaaa fe disangkutpautkan dengan puji. ckckckckck

    someday semoga kita semua bisa ngetrip bareng yaaa^^

    nice

    ReplyDelete
  4. huahahah nama kokinya Kang Baduy Packer>>> Gunawan ama Yanto... truuus yg nyetir dri Bdg-Serang bukan Kang Baduy, ada temennya namanya Diar, numpang soalnya dia mu pulang ke Serang hehe huahahaha.... Badak mah adanya di Taman Jaya, masih di Pulau Jawa, jadii klo di Peucang mah sampe kakek2 juga ga akan pernah ketemu, kecuali badaknya nyebrang ke Peucang haha hubungan Peucang ama Krakatau sih belom tau, yg pasti yg bener2 kena imbas dari Krakatau tuh Pantai Tanjung Layar tempat kita ahri ke-2, kena gempa sama aer laut naek lebih dari 20 cm

    ReplyDelete
  5. nih kripik pedesnya hehehe
    sebenernya maslaah perkenalan itu ga masuk itungan klo kata Nad hehe, soalnya waktu Nad mutusin buat join trip ini, Nad sama sekali ga tau Kang Baduy itu yg mana, tapi Nad add fbnya "Baduy Packer" terus BACA INFO!! ini yg biasa orang lupain klo nge-add atow confirm orang, kalo infonya lengkap ya sukur2 klo ga lengkap bisa liat mutual atow foto2nya (klo ga d privacy juga sih) hehe
    Naah yg Nad lakuin waktu itu, setelah add fb Kang Baduy, Nad liat onfo plus foto2nya, seengganya biar taulah Kang Baduy tu mukanya yg kaya gimana sih jadi nanti klo aad apa2 tau wujudnya hehe, udah tau mukanya, Nad kirim message minta itenary lengkapnya

    Yang harusnya topik yg banyak masukan mungkin
    1. Cara pelaksana trip ngerangkul semua peserta trip
    2. Itenary yg harus punya banyak cadangan
    3. Kesediaan semua anggota trip kalo ada biaya tambahan dadakan
    4. Cara protes atas ketidakpuasan trip dengan baik, benar, sopan, lebih berasa kaya masukan, bukan statement men-judge dan menyudutkan seseorang
    heemm kripik pedesnya segitu dulu aja deh, sisanya silahkan cari di toko terdekat hahaha

    ReplyDelete
  6. @Fe :
    setauku sih emang ada sangkuta pautnya, at least pasien dan perawatnya,..heheehee

    @nad :
    thanks infonya, nanti di edit deh :D
    - aku juga baru tau Baduy waktu di Serang malam itu, sebelumnya waktu telpon si Gun atau mungkin Yanto yg angkat, terus ga pernah telpon lagi, karena ternyata Vera bukanlah cewek,..hahaha

    - Soal posisi badak, jujur aku baru tau posisi peucang dan Tanjung Layar maupun taman jaya setelah brwosing kemarin. Jadi kalo di Tanjung Layar masuk ke hutannnya itu mungkin ada kali ya, kan itu di jawa.
    jadi lain waktu, klo ke situ lagi mending nge-camp aja di Tanjung Layarnya, biar feel petualangannya lebih kerasa.
    - Soal perkenalan, maksudku sewaktu pelaksanaan, kayaknya kita kan sama sekali belum pernah bisa ngumpul semuanya (dalam kondisi sadar), dari awal acara sampai pulang. Kumpul pas di Taman Jaya paginya, pada kecapaian, masih tidur. Di Peucang cuman malem, pas tidur, atau mungkin aku aja ya yang tidur :p, pas pulang di Taman Jaya lagi udah ngga kuat nahan pengan tepar -___-"
    - Itenary, yap benar musti ada allowance yang mencukupi

    Satu lagi yang sepertinya terlewat dari trip kita kemarin, Cidaon, buat liat banteng, perasaan di jadwalnya ada deh harusnya.

    ReplyDelete
  7. Kunjungan balik.....

    Ujung Kulon selalu mempunyai pesona dan keindahan tersendiri yang membuat kita tidak akan pernah bosan untuk kembali kesana, dimulai dari perjalanannya, pasir putihnya, satwanya, serta aroma ombaknya... Bagus tulisannya sangat lengkap termasuk dengan harga-harganya.

    Nice Post.... :D

    ReplyDelete
  8. baru ini blog yang judul postingannya bisa diubah-ubah mulu. #AbabilMode, heehehee

    ReplyDelete
  9. @Mas hanhan a.k.a Suryotomo : terimakasih buat kunjungannya, betul Mas, pantainya bersih banget, keren, semoga terus terjaga. Sayang saya ngga bisa renang, jadi ngga nyoba snorkling dan ngga tau gimana terumbu karangnya, hehe

    ReplyDelete
  10. "heselesot" artinya susah lepas alias nempel terus :D

    ReplyDelete
  11. @kang awe : owh, susah lepas dalam arti apa ya?,...mesra begitukah?

    ReplyDelete
  12. Mas Panjiii balik lagii niiihhhh hehehe kayanya Mas Panji yang tepar deh, masa kita masih heboh2, ini udah tepaaar hahaha -___-

    ReplyDelete
  13. oya ya,...pas aku uda tidur masi pada ngapain? kecewa ni ngga ikut heboh, gampang capek, dah kebawa umur =__=

    ReplyDelete

Post a Comment