Hadiah dari Perpustakaan

Selasa sore, 30 April 2013, untuk pertama kalinya namaku disebut dalam sebuah pengumuman di kantor. Alhamdulillah saya masuk dalam daftar pemberi komentar terpilih yang mendapat bingkisan dari perpustakaan kantor. Sudah pasti, bingkisannya buku, pikirku saat itu, hanya berharap buku yang saya dapat adalah buku yang bermanfaat.
Tapi dengan pengumuman di kantor itu, yang bisa didengar orang sebanyak 27 lantai, minus aula, yang membuat rada heboh. Berasa kayak habis menang lomba. Buktinya, ada yang ngucapin selamat, jadi juara ke-3 lomba apa tadi... ucap beliau karena lupa detail pengumumannya, karena nama saya disebut pada urutan ketiga, hehe. Apapun disyukuri, dan semoga usulan saya bisa terwujud, bahkan lebih baik implimentasinya.
Acara itu sendiri adalah dalam rangka peringatan hari buku sedunia, yaitu tanggal 23 April. Jadi perpustakaan kantor, dalam upayanya membenahi diri, menawarkan bingkisan menarik bagi yang bersedia memberikan usul, saran, kritik atau komentarnya. Secara kebetulan, hari itu saya juga emang sudah, waktunya mengembalikan buku yang saya pinjam, dan tentunya mencari buku lain untuk dipinjam, terkait dengan perubahan rencana skripsi dari sengketa perpajakan ke kebijakan keuangan publik. Jadi ya kenapa tidak sekalian saja sekedar menuangkan ide yang ada, meski tak cemerlang.
Akhirnya, kemarin sekalian mengembalikan salah satu buku yang saya pinjam, saya mengambil bingkisan dari perpusatakaan. Setelah memberitahu penjaga perpus, yang kebetulan hari itu bukan petugas yang biasanya, bukannya mbak Anika atau Mas Jajang, tapi mbak-mbak yang lain. Dia mengambil salah satu dari beberapa  bingkisan, lalu menyodorkan novel "Life of Pie", hmm.. udah nonton filmnya, pikirku ragu. Saya pun menanyakan, ada pilihan lain kah? Lalu dia mengambilkan buku bercover Dahlan Iskan, judulnya Manufaturing Hope, BISA!, sekilas isinya adalah planning pak DI untuk merombak BUMN, menarik, meski saya agak kurang sreg dengan gencarnya pencitraan beliau akhir-akhir ini, yang terlihat berlebihan, malah jadi mirip Bapak no.1, hehe... 
Tak mau menyerah, saya coba lagi, "ada yang lain lagi mbak?"
"maaf Mas, sisanya tinggal buat cewek",..
"ok, kalo gitu saya ambil yang bukunya Dahlan Iskan aja", jawabku pasrah. Belum dibuka sih sampai saat ini bukunya :D.
buku hadiah, bersanding dengan kalender TUC pemberian mas Johanes Purwoko
Penetapan tanggal 23 April 2013 sebagai Hari Buku Sedunia sendiri, ditetapkan oleh UNESCO, pertama kalinya pada tahun 1995. Tanggal ini dipilih untuk menghormati hari lahir dan kematian William Shakespeare, kematian Miguel de Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega dan Josep Pla. Serta tanggal kelahiran Maurice Druon, Manuel Mejía Vallejo and Halldór Laxness.
Pernyataan jika Shakespeare dan Cervantes keduanya meninggal pada 23 April 1616 sebenarnya tidak  sepenuhnya tepat. Cervantes meninggal 22 April, dan dibakar tgl 23 Aprilnya, berdasar penanggalan Gregoriam. Sementara Shakespeare, meninggal 23 April juga, tapi berdasar penanggalan Julian, yang kenyataannya 11 hari setelah meninggalnya Cevantes.
Sumber : Wikipedia
Tapi ya sudahlah, tidak usah berdebat soal tanggal, yang penting adalah bagaimana kita memaknainya. Untuk lebih bersahabat dengan buku. Karena saya sebagai bagian umat Islam, wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw., ayat Al Quran yang pertama turun adalah "Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan" (Al Alaq : 1-5).
Yuk, Mari Membaca

Comments