tentang Rohis

Berangkat dari ramainya social media soal pemberitaan di Metro TV yang menyudutkan kegiatan Rohis, dengan menghubungkannya dengan generasi baru teroris, kali ini saya ingin mencoba menyampaikan apakah Rohis itu, menurut sudut pandang saya pribadi, bukannya mewakili pergerakan, partai atau golongan tertentu, karena saya memang tidak terikat pada kelompok tertentu, ikatan saya hanya Islam, titik.



screenshot berita di Metro TV
Dalam tayangan beritanya tentang “pola rekrutmen teroris muda”, Metro TV menyampaikan lima poin tentang pola perekrutan tersebut, yakni :
  1. Sasarannya siswa SMP Akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum

  2. Masuk melalui program ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah

  3. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah

  4. Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa yang korup, keadilan tidak seimbang

  5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah toghut/kafir/musuh
Dan ditambahkan catatan kaki “Awas, Generasi Baru Teroris!”

melalui akun resmi twitter-nya anda pada 14 September 2012 mengatakan bahwa “Metro TV tidak pernah memberitakan bahwa Rohis adalah sarang teroris”
Meski membantahnya, tapi sudah cukup jelas bahwa dalam pemberitaannya MetroTV  menyebutkan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Umum. Inilah yang menjadi akar masalahnya.




Lalu, apa sebenarnya Rohis itu?

Yang dijadikan ciri khas anak Rohis
Bagi anak-anak lain, anak Rohis itu biasanya dinilai sebagai :
Anak-anak kuper yang menutup diri,
Dengan rambut kelimis, dandanan selalu necis
Tidak berkumis dan berjenggot tipis, enggan bersalaman dengan para gadis
Jangankan salaman, papasan saja pasti nunduk otomatis (yang cowok)
Tak pernah lepas dari gamis, jangan harap bisa terlihat itu betis
Tak akan tercium bau parfum, karena parfum mereka mentok di baby oil atau minyak kayu putih
Kalo diliatin juga nunduk otomatis, kalo yang paling ramah sekalipun sekedar senyum tipis (yang cewek)
Dan kalo terdengar adzan langsung seperti cacing kepanasan meski sedang dalam "kesibukan"
...
ada tambahan? :D

Sepenggal pengertian dari id.Wikipedia
Rohis berasal dari kata "Rohani" dan "Islam", yang berarti sebuah lembaga untuk memperkuat keislaman. Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler (ekskul). Padahal fungsi Rohis yang sebenarnya adalah forum, mentoring, dakwah, dan berbagi. Rohis umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota pria dan wanita hal ini dikarenakan perbedaan muhrim di antara anggota. Rohis manfaatnya sangat luar biasa, ketika banyak masalah kita bisa berbagi ke sahabat kita lewat Qodoya (salah satu acara dalam mentoring) dan mendapatkan banyak solusi dari sahabat kita yang seiman.

Pengalaman saya pribadi,
Sejak duduk di kelas 1 SMA, saya sudah aktif ...
mengikuti kegiatan-kegiatan Rohis, waktu itu di sekolah saya bernama SKI (Sie Kerohanian Islam), dalam struktur organisasi seingat saya di bawahnya OSIS, maklum saya bukanlah aktivis, hanya aktif sebagai peserta. Ketertarikan saya berawal dari "rasa tidak enak" karena begitu gigihnya mengajak kami para murid baru untuk aktif, dan tentunya yang utama rasa dihargai sebagai adik kelas karena keramahan dan kepedulian kakak-kakak kelas kami yang aktif.
Pembinaan yang kami jalani adalah pembinaan berkelompok (kami menyebutnya halaqoh), dengan satu pembimbing tiap kelompok kecil (kami menyebutnya Murobbi, istilah populernya MR/eMeR). Saat SMA, MR kami berasal dari kampus STAIN Salatiga, jika MR lama merantau, maka diganti MR baru.


Polanya sama dengan yang disebutkan di MetroTV, tapi hanya sampai nomor 3. 

Iya, kegiatan kami berbasis di masjid, namanya juga belajar Agama. 
Kenapa masih belajar di luar, kan sudah ada Pelajaran Agama Islam?
Yang diajarkan di kelas hanya sebatas "ritual", bukan "spiritual". Karena inti ajaran agama bukan pada ritual-ritual, tapi soal keteguhan iman. Dan ilmu Agama tidak ada batasnya :). Seperti juga Bahasa Inggris, 6 tahun kita belajar dari kelas 1 SMP sampai kelas 3 SMA, dengan jumlah jam pelajaran yang begitu panjang. Lalu, berapa persen lulusan SMA yang siap ngobrol dengan bule Amerika dengan bahasa Inggris?, kan, masih kalah sama nenek moyang kita ribuan tahun lalu. 
Jadi tau kan, dimana masalahnya?

Iya, kami berdiskusi, di luar sekolah. Kalo di dalam "jam" sekolah malah diskusi bukan soal pelajaran mah, anak bandel namanya, bolos itu, bukannya anak rohis. Dan kegiatan kami kan juga berolahraga bersama, seminggu sekali setelah berkumpul, main bola kalo kami dulu. Tentunya kan di luar sekolah juga.

Yang kami lakukan hanya menimba ilmu, itu suatu pilihan, tidak ada paksaan atas ajaran apapun, tentu dengan tanggung-jawab kami masing-masing. Program yang pasti kami laksanakan adalah bimbingan dari MR, diskusi, berbagi pengalaman/sharing, evaluasi diri atas target-target yang udah disepakati, sholat berjamaah, membaca Al Qur'an, puasa, sedekah, sholat malam, hafalan Al Quran dan hadits, dll, ada juga olahraga bersama.

Nah, persoalan dijejali paparan soal buruknya kondisi sosial, pemerintah yang korup, dan lain-lain. Sepengalaman saya, kami tidak pernah meributkan soal itu. Karena fokus pembinaan diri tentunya, mulai memperbaiki diri sendiri, lalu keluarga, lanjut ke tetangga dan lingkungan teman. 
Dan kalaupun sekarang ada yang seperti itu, toh karena kondisi masyarakat yang memang semakin semrawut, dan jujur harus di akui, kerusakan itu terajdi karena peran aktif media, tidak lain dan tidak bukan. Akan tetapi, jika dengan model diskusi tentunya tidak begitu saja akan berlanjut dengan pencekokkan doktrin-doktrin teroris. 
Kalaupun memang mungkin, mengingat usia mereka yang masih muda. Tentunya guru bisa berperan aktif juga untuk memantau. Karena pasti ada guru pembimbing pada setiap kegiatan ekstrakurikuler.

Oh iya, tujuan kegiatan Rohis sendiri jauh dari hubungannya dengan terorisme. Tujuan pembinaan dalam Rohis yaitu :

1. Memperbaiki Aqidah (keimanan)
ini soal spiritualitas, kedekatan diri dengan Allah

2. Memperbaiki Ibadah
yakin, sesuai dengan ajaran yang benar, berkelanjutan

3. Akhlak yang sempurna
"sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya", begitu kurang lebihnya yang pernah diajarkan oleh nabi kita (SAW).

4. Keteraturan
memiliki visi ke depan, planning hidup dan standar hidup yang jelas

5. Mampu berpenghasilan
Islam tidak menyukai orang yang bermalas-malasan, dan melarang umatnya mengemis.
Berpenghasilan yang halal, agar bisa beramal, hidup sederhana tapi bersedekah dengan berfoya-foya (ini bahasanya Ipho Santosa)

6. Menjaga diri dari Nafsu
menjauhi segala maksiat, no dugem, no drugs, no miras

7. Kuat jasmani
Muslim yang kuat lebih dicintai Allah daripada yang lemah, makanya kudu jaga kesehatan, rajin olahraga.
Ketrampilan yang sebaiknya dimiliki : 1. berkuda (kalo jaman ini ya nyetir lah, alhamdulillah bisa), 2. memanah (kalo sekarang menembak kali ya,.. wah masih belum kesampaian), 3. berenang (haha, belum bisa juga :p).
Oya, itu bukannya buat neror loh ya, ga ada juga pelatihan ketrampilan bikin bom. 

8. Wawasan Berpikir
Senantiasa belajar dan memperkaya wawasan, serta aktif dalam kegiatan masyarakat

9. Bermanfaat bagi orang lain
"malu untuk jadi benalu", kewajiban untuk berbuat baik pada orang tua (birrul walidain), peduli pada sesama

10. Efisiensi dan Efektivitas Waktu
Menjadi pribadi yang disiplin.

Nah, bahkan dari tujuannya pun jelas, tidak ada kaitan dengan teroris apapun.  Justru dengan rohis, diharapkan generasi muda Indonesia akan menjadi generasi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam prestasi dunia, tapi juga dengan akhlak mulia. Tak hanya sukses menjadi pejabat teras, tapi menjadi pejabat yang amanah dan tidak korup tentunya. Tak hanya menjadi ilmuwan tanpa iman, tapi ilmuwan yang berTuhan.
Jadi, produk didikan Rohis tak melulu hanyalah ustadz, tukang khutbah dan ceramah dengan upah. Tapi insan-insan yang siap menjadi PR Agama Islam bagi masyarakat luar. Menjaga kehormatan diri demi Agamanya, agar menjadi insan sukses mulia.

#CintaRohis
Jakarta, 15 September 2012

Teruslah bergerak hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu

Teruslah berlari hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu

Teruslah berjalan hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu

Teruslah bertahan hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu

Tetaplah berjaga hingga KELESUAN itu LESU menemanimu

[Ustaz Rahmat Abdullah]




Ada yang masih ingat dengan suasana seperti dibawah ini?
hehe...
suasana rapat anak Rohis SMA, dapet dari facebook temen




Comments

  1. Setau dan seingatku dulu,
    memang mas2 pengisi materi,terutama yang berjenggot itu. lupa namanya. berusaha menjejalkan doktrin "amerika jahat, islam baik" meski realita tak selalu demikian.

    sering mengajarkan hal2 yang aneh. masak, (maaf)gara2 eeq nya masuk lagi, puasa jadi batal?? alasannya juga tak logis.

    mungkin kalo diteruskan juga sampe ke nomor 3. cuman liat anak2 kok kayaknya pada ga prospek jadi teroris,, bad mood deh mase... :P

    ReplyDelete
  2. mas Widji yang baik hatinya,
    mungkin Mas Huda yang kamu maksud. Wah, kalo soal doktrin, mungkin bisa diibaratkan bau, bau yang sama, kita menciumnya berbeda.
    yang saya terima, beliau tidak mengajarkan amerika jahat, kenapa bisa begitu? pengertian amerika itu sendiri sebagai apa? entitas negara? pemerintahannya? warga negaranya?
    dan Islam itu baik, saya sebagai penganut Islam, tentu percaya dengan sesungguhnya bahwa Islam itu baik. Dan perlu dibedakan disini, Islam bukanlah orang-orang yang penganut Islam. Seorang muslim pun, jika ia berbuat dosa, tentu harus bertanggung jawab. Yang baik dari Islam adalah ajarannya, jika diterapkan secara sungguh-sungguh.

    Yang kedua, itu masalah fiqh. Tentu tidak bijak kita terima mentah-mentah dari 1 sumber saja, yaitu MR dalam hal ini. Hal itu bukan soal yang perlu diperdebatkan. Dan Agama Islam itu logis, tapi tentu tak semuanya harus berjalan dibawah logika, lah apa kita ini diciptakan oleh logika?

    nomor 3 jg jalan kok, di kampus, diskusi itu tentu perlu, tapi utk anak-anak SMA kalo saya dulu emang belum nyampe ke situ Mas, drpd jadi debat tukang becak :)

    wassalamu'alaykum, semoga keselamatan dan keberkahan tercurahkan bagi kita semua

    ReplyDelete
  3. minta gambar paling bawah okk

    ReplyDelete

Post a Comment