telat Ngantor vs telat Sholat

Terinspirasi dari mimpi yang membangunkanku dari tidur di tengah hawa dingin yg begitu menggoda pada Minggu pagi kemarin. Ya, hanya sebuah ispirasi tentunya, bukan tafsir karena siapa juga aku ini pake mimpinya bisa ditafsirkan segala. Sebuah mimpi sederhana, setelah sebelumnya mata ini sempat terbuka pada "jam-jam biologis biasanya bangun" kalo saya pinjem istilah temen, setelah sebelumnya sempat terbangun terakhir sekitar pukul 4, dan pagi tadi setan-setan yang menang telak hingga membuatku jatuh terlelap lagi.
beginilah mimpi itu,
"alkisah saya tiba-tiba terjebak dalam suatu pertempuran yang sengit antar tetangga, antara RT saya dengan RT tetangga lebih spesifiknya. Perkelahian massal itu entah kenapa bertolak belakang dari kenyataan, sangat menyita perhatianku, aku begitu asyik menonton perkelahian yang seru itu. (padahal dalam kamus hidupku perkelahian adalah salah satu hal yang membuat mual, apalagi kalo ada darah yang tercecer). Begitulah perkelahian itu berlangsung cukup lama, dan karena saking asyiknya menonton orang berkelahi saya pun lupa
kalo ini bukan hari libur, yang artinya saya harus pergi ke kantor, sesaat setelah tersadar saya lari pontang panting ke rumah, terlihat jam menunjukkan pukul 07.25,.. astaga, remuk redam hati saya, belum juga mandi ini, pasti saya bakal terlambat masuk kantor hari ini, belum lagi perjalanan yang harus saya tempuh, bakal terlambat sangat lama ini nanti pastinya. Tiba-tiba lupa sudah saya pada setting perkelahian hebat tadi, berganti dengan kecamuk di hati karena 'terancam oleh' terlambat ke kantor".

Begitulah kecamuk itu sukses membangunkan saya dari tidur pagi itu, di 10 menit menjelang pukul 5, sungguh sia-sia kalo saya lari pontang panting ke masjid, karena setelah wudlu dan perjalanan ke masjid, walau sekedar mendengar imam mengucap salam pun tak akan sanggup.
..................................
..................................
..................................
Beginilah pemikiran sederhana saya dari mimpi itu,


Sungguh memprihatinkan saya ini, udah bangun menjelang adzan Subuh masih males-malesan, giliran dikasih mimpi telat ngantor malah langsung kebangun bener. Kalo telat ngantor rasanya udah ngga karu-karuan, tapi kalo telat sholat kok ya berasa tenang-tenang saja :(

Coba dibandingkan :

  • Telat absen = kena potongan maksimal 2,5% dari "tunjangan", jadi yang masih diterima 97,5%.

  • Kalo telat sholat jama'ah?
Dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat.” (HR Muttafaq ‘alaihi).
Logika cupu saya, klo tidak jamaah kita kehilangan 26 dari 27 yang bisa di dapat.
Yang hilang 26/27 X 100% = 96,3%
Yang diterima tentunya tak sampai 4%-nya dari yang seharusnya bisa kita peroleh.
So, mana yang lebih merugikan?

Itu tadi hanya hitungan bodoh, banyak sekali "bonus" yang Alloh janjikan bagi yang mendirikan sholat berjamaah (dan kita semua yakin, Siapa yang Maha Menepati Janji?), di antaranya yang saya dapat :

  • Rasulullah bersabda "Karuniailah mereka yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan sinar yang sempurna di hari kiamat" (H.R. Abu Dawud  & Trimidzi)
  • Dalam riwayat Utsman Rasulullah s.a.w. bersabda "Barang siapa shalat Isya' dengan berjamaah, maka ia seperti mendirikan shalat selama setengah malam, barangsiapa shalat Subuh berjamaah, maka ia laksana shalat semalam suntuk" (H.R. Muslim dll.)
  • “Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang perkara yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahan dan juga mengangkat beberapa derajat?” Para sahabat menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,”Menyempurnakan wudhu’ pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan Allah).” (HR. Muslim).


Ah, gue kan ngga butuh bonus. Yang penting tetep sholat, kadang telat atau lupa juga gapapa, Alloh kan Maha Pengampun. Begitulah yang kadang ku dengar dari para muslim di sekitar kita,.. hmmmm, iya, Alloh Maha Pengampun dosa, tapi tentu bagi orang yang bertaubat dan menyesali dosanya.

Lalu, bagaimana kalau orang menyepelekan sholat?

Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (At-Taubah: 54).

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5)

Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, yang dimaksud orang-orang yang lalai dari shalatnya adalah:

  1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga ia selalu mengakhirkan sampai waktu yang terakhir.
  2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi makna bacaan shalat.
Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka ia termasuk bagian dari ayat ini (yakni termasuk orang-orang yang lalai dalam shalatnya).

Lalu Bagaimana Orang yang Meninggalkan Shalat Secara Mutlak ?
Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan hukumnya kafir keluar dari Islam, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Perbedaan antara kita dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir.” (HR. At-Tirmidzi -Shahih)
referensi :
abuzubair.wordpress.com
pesantren virtual
muslimah.or.id





Comments