Bekerja = masuk surga*

dalam seharimu, berapa lama kau menghabiskan waktu untuk bekerja?
..dari pagi sampai petang, bahkan sampai malam
sudahkah kau yakin, pekerjaanmu itu akan membawamu ke surgaNYA?
sudahkan kau yakin, pekerjaanmu itu menjauhkanmu dari nerakaNYA?

begitulah kira-kira pembuka khutbah Jumat di masjid Shallahudin oleh ustadz Nanang Mubarok Direktur Training at PT. MDA, Founder Indonesia Trainer Academy, 27 Mei 2011 kemarin,
mengingat tujuan Alloh menciptakan kita di dunia ini adalah "hanya" untuk beribadah padaNya sebagaimana firman Alloh :

“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 )
Jadi sudah seharusnya setiap tindakan kita memang kita niatkan untuk mencari RidloNya semata. Frasa "melainkan hanya", itulah yang menegaskan tidak ada
untuk - untuk yang lainnya. Semoga Alloh selalu menjaga keimanan dan keyakinan kita hingga ajal menjemput.

Melanjutkan materi khutbah Jumat kemarin, ada 2 hal yang menjadi inti khutbah beliau
1.  Apakah dengan bekerja kita bisa dimasukkan surgaNya?
2. Apa syaratnya kalo emang bisa?

Suatu hari Rasulullah SAW berjumpa dengan Sa'ad bin Mu'adz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa'ad melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. "
Kenapa tanganmu?," tanya Rasul kepada Sa'ad. "
Wahai Rasulullah," jawab Sa'ad, 
"Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku". 
Seketika itu beliau mengambil tangan Sa'ad dan menciumnya seraya berkata, "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka". 
(HR Ath-Thabrani).


Dalam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah SAW. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat kemudian bertanya, "
Wahai Rasulullah, andaikata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan jihad fi sabilillah, maka alangkah baiknya." 
Mendengar itu Rasul pun menjawab, 
"Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah; 
kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; 
kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu juga fi sabilillah." (HR Ath-Thabrani).

"sesungguhnya diantara dosa2 ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala sholat, sedekah, atau haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesusah payahan dalam mencari nafkah."
 (HR Ath-Thabrani)


Dari 2 hadist di atas sudah jelas bagaimana Islam begitu menghargai orang-orang yang bekerja. Kita lihat pada hadist pertama bagaimana Rasululloh saw. manusia yang paling mulia sampai mencium tangan pekerja berat yang melepuh dan kasar. Dan beliau mengungkapkan bahwa tangan yang digunakan untuk pekerja keras itulah yang tidak akan tersentuh api neraka.

Pada hadist kedua menunjukkan betapa besar kemuliaan bekerja, bahwa bekerja adalah fi sabilillah, berjuang di jalan Alloh. Pekerja yang bekerja untuk menghidupi anak-anaknya, menghidupi orang tuanya yang lanjut usia, dan yang menghindarkan diri dari meminta-minta adalah para pejuang di Jalan Alloh, subhanalloh, sungguh mulia.
Pada hadist ketiga, bahkan ada dosa yang hanya dapat ditebus dengan bekerja mencari nafkah, padahal tidak bisa ditebus dengan sholat, sedekah, haji sekalipun. 


Satu tanya terjawab, lalu pasti dalam semua hal itu ada syaratnya, sesuai judul postingan ini tanda ..*, maka sudah jelas syarat dan ketentuan berlaku.
Apa syaratnya agar pekerjaan kita diterima Alloh sebagai bentuk ibadah untukNya?
Syaratnya ada 4, ada di Surat At Taubat ayat 105 :

Dan katakanlah, “Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”

hmm,...seinget saya sih kemarin ustadz bilang ada 4 poin, dan dalilnya cuman ayat ini aja, 
tapi kok saya lupa ya penjabaran ustadz Nanang Mubarok kemarin 


yang teringat hanya yang pertama :
Niatkan bekerja hanya untuk beribadah pada Alloh swt. 
Jadi awali setiap pekerjaan kita dengan menyebut Asma-Nya.
hmmm,.. yang berikutnya ngga inget.

Tapi dari ayat tersebut, disebutkan bahwa Alloh akan melihat pekerjaan kita. Lalu Rasululloh dan orang-orang mukmin juga melihat pekerjaan kita. Jadi dalam bekerja kita harus melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan bersungguh-sungguh , tidak asal-asalan. Berlomba-lomba dalam prestasi kerja. Dan tentunya, kita juga harus berbagi dengan sesama.
Menunaikan kewajiban untuk berzakat, memperbanyak sedekah dan infaq bagi sesama yang membutuhkan.

Semoga sedikit sharing saya, yang sayangnya tidak komplit tadi, bisa menambah semangat bekerja teman-teman semua. Dan mohon masukan jika ada teman yang kemarin ikut sholat Jumat di masjid Shollahudin, yang masih ingat materinya dengan lengkap.
Jazakumullah khoiron katsiran
Published with Blogger-droid v1.6.8

Comments