Mengenang Seorang Teman Seperjuangan, Dani Susanto

Dani, ketika di Borobudur, 5 hari sebelum kejadian
pagi tadi,sekitar jam 2 dini hari  aku terbangun oleh satu sms yang sangat mengejutkan. Hingga mata ini begitu susah terpejam lagi,..
begini bunyi sms itu,
"Innalillahi wa inna illaihi raji'un, telah berpulang saudara qta Dani Susanto pada pukul 20.00 tadi malam.. Allohumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu "

(Jumat, 8/1/2010)

Malam itu, pada hari Jumat dini hari, seorang pemuda ditemukan tergeletak di samping motor di sebuah jalanan di kota Megelang. Ia mengalami kecelakaan tunggal dengan motor, nyawanya tak bisa tertolong.
Sungguh, jika takdir sudah menyapa, tak satu pun bisa menghindar. Hari itu adalah hari Kamis, entah ada alasan apa hingga ia berniat pulang ke ibunya di Magelang. Ia sendiri baru saja memperoleh penempatan di Jogja, sebuah tempat untuk penempatan yang diimpikan bagi hampir semua orang yang bekerja di instansi kami. Biasanya ia pulang seminggu sekali, pada akhir pekan. Tapi malam kejadian itu, memang tak ada yang sanggup menghindar ketika Allah telah memanggil...
Sebenarnya tak banyak yang ku tau tentang teman yang satu ini. Kami satu angkatan di STAN, tapi beda jurusan, ia di PBB, saya di pajak. Tapi kami saling mengenal karena pernah bekerja sama pada satu bimbel privat. Jika saya hanya membantu pemasaran dan sesekali mengajar hanya karena diajak teman, ia banyak memiliki anak ajar. Ketika saya tidak diterima ketika mendaftar menjadi pengajar di Bimbel MBM, ia diterima. Kami juga satu kegiatan di Merpati Putih. Ia sudah berada di level menengah, sementara saya menyerah hanya dengan beberapa kali latihan. Tapi entah kenapa, ia begitu suka mengajakku adu kemampuan, dan jelas saja, saya kalah kelas jauh darinya.
Ia pun anak yang menjadi kebanggaan orang tua, ibunya terutama. Menurut keterangan teman lain yang dekat dengannya, ia menjadi tulang punggung keluarga, bahkan sebelum resmi bekerja, tapi sejak kuliah. Sebenarnya pernah terbesit dalam pikiranku, ia adalah salah satu tokoh yang layak menjadi panutanku. Ia sosok yang mulia, tapi membumi.
Tapi mungkin Allah lebih menyayanginya, hingga ia pun di panggilNYA lebih cepat dari yang lain.
Semoga amal-amal baiknya, dan juga niat-niat baik yang belum terlaksana diterima Allah swt., serta dosa-dosanya diampuni.


Comments